Pemudi’s Motorcycle Club, Pelestari Motor Antik Inggris yang Legendaris dari Surabaya

skoda-amical-club.org – Di tengah hiruk-pikuk dunia otomotif modern yang didominasi motor listrik dan superbike berteknologi tinggi, ada sebuah komunitas yang tetap setia pada gemuruh mesin tua dan aroma oli klasik: Pemudi’s Motorcycle Club (PEMUDI’S). Singkatan dari Pecinta Motor Udhug Indonesia-Soerabaya, klub ini bukan sekadar himpunan penggemar sepeda motor, melainkan gerakan pelestarian warisan roda dua dari era kolonial. Didirikan pada 22 Februari 1982 di Surabaya, Jawa Timur, PEMUDI’S telah bertahan lebih dari 43 tahun, menjadi salah satu klub motor tertua dan paling ikonik di Indonesia. Pada 2025, dengan anggota yang terus bertambah, klub ini tetap relevan sebagai simbol nostalgia dan kebersamaan di tengah perkembangan industri otomotif nasional.

Sejarah Lahirnya PEMUDI’S: Dari Hobi Sederhana Menjadi Legenda

PEMUDI’S lahir di tengah semangat 1980-an, ketika motor-motor tua produksi Inggris seperti BSA, Triumph, Norton, dan Ariel masih menjadi incaran para kolektor. Pendiri klub, sekelompok pemuda Surabaya yang tergila-gila dengan “montor udhug” (motor tua dalam dialek Jawa Timur), melihat potensi besar dalam melestarikan mesin-mesin ini yang mulai terlupakan. Klub resmi berdiri pada 22 Februari 1982, dengan visi sederhana: menyatukan pecinta motor antik untuk berbagi pengetahuan restorasi, tur jalanan, dan cerita masa lalu.

Awalnya, anggota PEMUDI’S hanya belasan orang yang berkumpul di garasi-garasi rumah. Namun, seiring waktu, klub berkembang menjadi komunitas nasional dengan cabang di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, dan Medan. Pada 1990-an, PEMUDI’S ikut serta dalam pameran otomotif nasional, dan pada awal 2000-an, mereka menjadi pelopor dalam workshop restorasi yang terbuka untuk publik. Hingga 2025, klub ini telah mengadakan puluhan event tahunan, termasuk “Udhug Rally” yang menarik ratusan biker dari seluruh Indonesia.

Fokus Utama: Pelestarian Motor Udhug Produksi Inggris

Yang membuat PEMUDI’S unik adalah dedikasi mereka pada motor-motor tua Inggris, yang sering disebut “British Iron”. Klub ini bukan hanya koleksi kendaraan, tapi juga arsip hidup sejarah otomotif:

  • Jenis Motor Favorit: BSA Gold Star (model 1950-an), Triumph Bonneville (klasik 1960-an), Norton Commando, dan Matchless G80. Banyak anggota memiliki motor asli impor era 1950-1970-an, dengan modifikasi minimal untuk menjaga autentisitas.
  • Aktivitas Pelestarian: Workshop bulanan untuk restorasi, di mana anggota berbagi tips mencari spare part langka (sering impor dari Inggris atau Australia). Klub juga punya perpustuan digital berisi manual servis asli dan foto-foto restorasi.
  • Kolaborasi: Bekerja sama dengan Museum Angkut di Batu, Jawa Timur, untuk memamerkan koleksi, dan ikut serta dalam event internasional seperti Classic Bike Show di Eropa.

Di era 2025, ketika elektrifikasi motor menjadi tren, PEMUDI’S justru semakin vokal dalam advokasi: “Motor udhug bukan sampah sejarah, tapi warisan budaya yang harus dijaga untuk generasi mendatang.”

Komunitas dan Event yang Mengikat

PEMUDI’S bukan klub elit; ia terbuka untuk siapa saja yang mencinta motor tua, dari pemula hingga kolektor profesional. Anggota (sekitar 500 orang aktif pada 2025) disebut “Pemudi Riders”, dengan aturan sederhana: hormati mesin, bantu sesama, dan gaspol bareng tapi aman. Kebersamaan adalah jantung klub ini:

  • Tur Jalanan: “Udhug Adventure” tahunan, rute 200-500 km melintasi Jawa Timur, dari Surabaya ke Malang via pantai selatan. Event ini campur antara nostalgia (naik motor tua) dan sosial (donasi untuk anak yatim).
  • Pameran dan Workshop: “Pemudi’s Expo” diadakan setiap Juni di Surabaya, menampilkan 100+ motor antik. Workshop gratis untuk pemuda, mengajarkan skill mekanik dasar.
  • Komunitas Online: Grup Facebook dan Instagram (@pemudis_mc) dengan 10.000+ follower, berbagi tips restorasi dan cerita pribadi. Pada 2025, mereka luncurkan app “Udhug Tracker” untuk melacak spare part langka.

Klub ini juga aktif dalam kegiatan sosial: donasi helm untuk anak sekolah di daerah rawan kecelakaan, dan kampanye “Ride Safe, Ride Classic” untuk kesadaran lalu lintas.

Tantangan dan Masa Depan di 2025

Sebagai klub tertua ketiga di Indonesia (setelah Black Angels MC 1979 dan TAB 1994), PEMUDI’S menghadapi tantangan modern: kenaikan harga suku cadang impor akibat inflasi global, dan minat generasi Z yang lebih condong ke motor listrik. Namun, klub ini adaptif—pada 2024, mereka kolaborasi dengan startup EV untuk “hybrid udhug” (motor tua dengan baterai modern). Visi 2030: Bangun museum permanen di Surabaya dan ekspansi ke ASEAN.

Dalam wawancara 2025 dengan media lokal, ketua PEMUDI’S, Budi Santoso, bilang: “Kami bukan sekadar naik motor tua; kami jaga cerita di baliknya. Setiap gemuruh BSA adalah suara sejarah yang hidup.”

PEMUDI’S Motorcycle Club adalah bukti bahwa hobi bisa jadi jembatan antargenerasi. Di tengah dunia yang serba cepat, klub ini ajak kita pelan-pelan: rasakan angin di wajah, dengar deru mesin 60 tahun lalu, dan bangun persaudaraan sejati. Jika Anda di Surabaya atau punya motor udhug di garasi, hubungi mereka—mungkin saatnya bergabung dan ciptakan kenangan baru dengan roda dua tua. Gaspol, tapi jaga warisan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *